Mengenal Lebih Dekat Sosok Petugas Kebersihan di SMK N 1 Bawang
Ibu Lusiana atau akrab disapa Ibu Lusi ini merupakan salah
satu petugas kebersihan di SMK N 1 Bawang. Beliau telah mengabdi di SMK kita
ini selama lebih dari enam tahun lho.
Kalian pasti nggak tau kan, gimana prosesnya Ibu Lusi ini bisa bekerja
di Skansa? Yuk, langsung aja kita simak ceritanya. .
Dulunya
Ibu Lusi beserta suami dan dua anaknya merupakan imigran asal Jawa di Pulau
Kalimantan. Berhubung pada tahun 2000-an terjadi kerusuhan yang menyebabkan
para imigran terancam termasuk Ibu Lusi dan keluarganya tersebut. ”Waktu
tahun 2000-an tuh, ada kerusuhan di
Kalimantan yang nyebabin kita harus cepet-cepet pindah dari Kalimantan.
Sebenernya sih, Bapak (suami ibu Lusi)
bukan orang Kalimantan, tapi kita ikut-ikutan kena imbas kerusuhan itu. “ tutur
Ibu Lusiana pada tim Chayo.
Akhirnya,
Ibu Lusiana beserta keluarganya pindah ke Jawa. Karena pulau Jawa termasuk
pulau terpadat di Indonesia, pastinya kan mencari lowongan pekerjaan disini itu
cukup sulit. “Yah, namanya aja hidup di kota yang cukup gede kan emang susah nyari kerjanya buat Bapak”
tambahnya.
Namun,
suami Ibu Lusi ini mendapat tawaran untuk bekerja sebagai petugas kebersihan di
SMK N 1 Bawang. Setelah beberapa tahun berselang, kondisi kesehatan suami ibu
Lusi memburuk. Mengakibatkan ia tidak bisa bekerja seperti biasanya. Oleh
karena itu, ibu Lusiana menggantikan posisi suaminya tersebut sebagai petugas
kebersihan di SMK N 1 Bawang sampai sekarang.
Bagi kebanyakan
orang, profesi yang berkaitan dengan sampah kerap dipandang sebelah mata,
termasuk profesi sebagai petugas kebersihan yang dijalani ibu Lusi ini. Tapi
Ibu Lusi menjalaninya dengan ikhlas, tanpa ada rasa jijik sekalipun. Bahkan dia
merasa bangga karena berkatnyalah lingkungan sekolah kita ini jadi bersih dan
indah dipandang. “Saya menjalaninya dengan ikhlas, bagi saya sampah bukanlah
hal yang memalukan. Tetapi seperti rezeki yang siap dijemput.” Tambah ibu Lusi
tentang kesannya selama bertugas di SMK N 1 Bawang.
Sobat Chayo, coba deh pikirin
gimana hidup kita tanpa petugas kebersihan seperti ibu Lusi? Pastinya
kebersihan sekolah dan lingkungan kita nggak akan tercipta tanpa campur tangan
mereka kan? Dari kisah Ibu Lusi ini kita dapat mengambil pelajaran nih sobat
Chayo, yaitu kita harus selalu bersyukur
pada keadaan kita sekarang ini, kan pastinya masih banyak orang yang berada di
bawah kita. Dan satu lagi nih, kita nggak boleh menganggap remeh segala
sesuatu. Misalnya sampah yang sering kita buang, karena sampah itu sendiri kan
juga sumber kehidupan buat orang-orang di luar sana seperti ibu Lusi.
Tidak ada komentar